Pilarrakyat---Kepolisian Resor Madiun Kota
kerahkan 2.500 personil gabungan guna pengamanan kegiatan “Suran Agung” Perguruan
Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Winongo Tunas Muda / PSHTM / Winongo, Minggu (11/12/11) besuk.
Sebab, kegiatan tahunan yang digelar
setiap bulan Suro atau Muharam ini dinilai rawan konflik. “Kita menyiapkan
perwira pengendali (Padal) yang bersiga di 24 titik yang dianggap rawan,” kata
Kapolres Madiun Kota AKBP Adi Deriyan Jayamarta.
Dijelaskan, dalam menjalankan tugasnya,
Padal harus bisa mengambil keputusan atau tindakan kepolisian jika ada
pelangaran yang dilakukan oleh peserta suran agung. “Jadi mereka tidak perlu
lapor karena hal seperti ini butuh penangan yang lebih cepat," terang Adi.
Hal Senada di Katakan Waka Polda Jatim Brigjen
Pol Eddy Sumantri PAM pengamanan Suran Agung, personil gabungan tersebut
terdiri dari anggota Polres jajaran Madiun ditambah dengan Brimob Jatim dan
anggota Polda Jatim. Selain itu masih ada tambahan dari anggota TNI AD dan AU
serta dari pemda setempat.
"Berdasakan laporan anggota,
potensi keributan dalam pelaksaan acara yang dilakukan oleh PSHTM Winongo setiap
tahunnya mengalami peningkatan. Jadi harus ada pengaman ketat dan kalau
jumlahnya ada 2500 personil," ujar Eddi Sumantri, saat memimpin rapat PAM
pengamanan Suran Agung di Mapolres Madiun Kota.
Ia menambahkan Jumlah personil yang
melakukan pengamanan suran agung ini lebih banyak dari pengamanan kegiatan
"Nyekar" yang dilakukan oleh perguruan silat PSHT Teratai. Pasalnya
meski jumlah anggota PSHT lebih besar namun pelaksaannya tidak bersamaan
sehingga jumlah massa
tidak sampai menumpuk.
"Kalau "Suran Agung" itu
kan pelaksanaannya seluruh anggota PSHTM
Winongo yang jumlahnya belum bisa kita prediksi dan melakukan kegiatan
bersama-sama di padepokan mereka yang ada di Jalan Doho, Jadi memang perlu
pengaman lebih karena ada pengumpulan massa,"
tutur Eddi. (kholis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar