PilarRakyat,
Madiun
Bupati Madiun H Muhtarom menyatakan daerahnya siap mendukung Propinsi
Jatim mendapat porsi atau jatah 50% dijadikan penyangga utama menuju swasembada
beras 2014 nanti oleh pemerintah pusat, Namun, untuk menghasilkan produktivitas
padi maksimal harus diikuti berbagai pendukung seperti sumur pompa dalam hingga
irigasi memadai.
Demikian disampaikannya, usai “Panen Raya, Methil dan Tolak Balak” di
Desa Kincang Wetan, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Minggu (23/10). “Jika
ditargetkan mampu menyumbang 50% untuk swasembada beras, meski belum dibagi ke
daerah. Kami menyatakan siap dan mampu menyumbang hingga
500 ribu ton,” ujarnya.
Ia menyatakan berdasarkan hasil
panen dalam kurun 2011 ini total produksi padi mencapai 416.854 GKP (Gabah
Kering Panen) dengan luas panen 66.650 hektar. Hasil itu terbagi atas MP (Musim
Penghujan) 2010/2011 luas panen 29.645 hektar, produktivitas 5,6 ton/hektar dan
produksi 166.012 ton. Padahal, saat itu sempat terkena serangan hama
Xanthomonas, meski dalam skala kecil.
Kemudian, pada MK I (Musim
Kering) 2011 luas panen 21.327 hektar, produktivitas 4,7 ton/hektar dan
produksi 100.237 ton, penurunan terjadi akibat adanya penyebaran serangan hama
wereng. Lalu, MK II 2011 luas panen 15.688 hektar, produktivitas naik tajam
menjadi 9,6 ton/hektar dan produksi 150.605 ton.
Berdasarkan perhitungan
dilakukan Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikutura setempat tahun ini
bakal mengalami surplus padi hingga mencapai 164 ribu ton lebih. “Untuk
memastikan surplus dialami, kami jalin kerjasama dengan Biro Pusat Statistik
(BPS), guna menghitung surplus sebenarnya,” ujar Bupati Madiun lagi.
Menurutnya perhitungan digunakan
selama ini jumlah hamparan + produk – konsumsi dan benih = jumlah surplus,
sedangkan BPS mempunyai perhitungan lain. Menyangkut tingkat konsumsi di
Kabupaten Madiun masih 92 kg/orang/ tahun atau lebih rendah dibanding nasional
110 kg/orang/tahun. (gus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar