PilarRakyat,
Madiun
Rencana
pembangunan kantor pemerintahan Kabupaten Madiun di Kecamatan Caruban Kab
Madiun Jawa Timur, meski hingga kini belum jelas, tampaknya mulai memicu
maraknya calo tanah yang gentayangan di wilayah setempat. Akibatnya, membuat
warga Caruban resah.
Salah satunya, dialami Pri warga
Caruban Mejayan Kab Madiun. Ia mengaku belakangan ini resah, ulah seorang calo
tanah yang sering datang meminta agar tanah sawah mereka dibebaskan untuk
proyek pembangunan kantor Pemkab Madiun.
“Kami pernah didatangi oleh orang
yang mengaku utusan dari pemerintah. Kedatangannya kerumah kami akan
membebaskan tanah sawah untuk kantor Pemkab Madiun,” ujar Pri warga Mejayan.
Menurut Pri, keresahan warga
belakangan ini makin menjadi-jadi. Pasalnya, terkait dengan pembebasan lahan
untuk kantor Pemkab Madiun, warga merasa belum mendapatkan sosialisasi yang
maksimal.
Ditambahkan, calo tanah yang
gentayangan kerumah-rumah warga itu langsung mematok harga tanah secara sepihak
dengan harga 150 ribu per meter persegi. "Sepertinya mereka itu memaksa.
Boleh nggak boleh, harga tanah kami di patok segitu. Padahal, tanah disini
sudah mahal,” katanya.
Warga lain yang namanya enggan
disebut mengatakan, para calo tanah itu menyampaikan kepada warga, jika harga
yang dipatok sebesar Rp. 150 ribu itu sudah sesuai dengan yang ditetapkan oleh
lembaga survey dari Semarang.
Sedangkan model pembayarannya
dilakukan tunai bersamaan dengan penyerahan sertifikat. Meski demikian, kedua
warga itu mengaku tidak akan melepaskan tanahnya kepada calo tersebut. Bahkan,
isue lain yang berkembang, jika ada oknum Pemkab Madiun yang diduga ikut
bermain dalam pengadaan tanah tersebut.
Diketahui, untuk mendukung pemindahan
Ibukota Kabupaten Madiun di Mejayan, diperlukan lahan seluas 30 hektare.
Rencananya, lahan seluas itu untuk kantor Pemkab Madiun.
Namun, dari jumlah total lahan yang
diperlukan sekitar 30 hektare itu, kini baru tersedia 15 hektare. Sedangkan
sisanya akan diadakan secara bertahap oleh tim pengadaan lahan Pemkab Madiun
melalui pembebasan lahan terlebih dulu.
Nampaknya, lantaran minimnya
sosialisasi kepada warga, mengusik para calo tanah mengeduk untung dan
bermain dibalik rencana Pemkab Madiun memindahkan semua kantor pemerintahan ke
Mejayan. (jur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar