Laman

Sabtu, 29 Oktober 2011

Bantuan Mesin Pengaduk Gula Merah Tidak Layak


* Penerima Bantuan Mendapat ’Intimidasi’

PilarRakyat, Madiun
Bantuan peralatan mesin pengaduk gula merah di Desa Pucanganom, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun mangkrak. Lantaran, bantuan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Madiun Jawa Timur dua tahun silam itu disinyalir tidak layak. 

Salah seorang penerima bantuan, Sugito, warga desa setempat mengaku jika mesin bantuan itu hanya digunakan sekali. Sebab, mesin bantuan tidak sesuai dengan peruntukannya, yakni untuk memproduksi gula kualitas ekspor dengan kapasitas 150 kilo.

”Sejak tahun 2009, saya cuma pake satu hari saja. Lha saya khan cuma untuk kebutuhan lokal saja. Kok diberi mesin sebesar ini,” kata Sugito pelaku usaha kecil gula merah ditemui wartawan belum lama ini.    

Menurutnya, ia kesulitan menggunakan mesin itu. Karena, agar mesin bisa digunakan, ia terpaksan harus merubah semua peralatan yang ada sebelumnya. Salah satu diantaranya adalah merubah bahan dan ukuran wajan yang dia gunakan untuk merebus air tebu.

“Ada sembilan wajan yang harus dirubah dan menyesuaikan. Jika awalnya bahan wajan terbuat dari besi, harus dirubah dengan bahan stainles. Sedang untuk merubah itu, saya terkendala biaya,” ujarnya.

Meski sudah mendapatkan bantuan, pihaknya juga mengaku sangat kecewa atas pemberian bantuan itu. Sebab, sejarahnya hingga bisa mendapatkan bantuan, pria berusia 44 tahun ini mengaku tidak faham, karena sebelumnya tidak pernah diajak bicara.

“Nggak tahu bagaimana ceritanya, tahu-tahu oleh Pak Farid Dinas Indag  dikirimi alat ini. Lewat Pak Agus juga pengusaha gula merah dari Desa Tambak Mas. Punya Pak Agus juga mangkrak sama seperti punya saya. Berapa harganya, saya juga nggak tahu,” ujarnya.

Terbongkarnya kasus bantuan mesin mangkrak, Sugito pihak penerima bantuan, belum lama ini justru mendapatkan intimidasi diduga dari oknum.  Bentuknya, oknum tak dikenal itu meminta Sugito agar mengatakan jika mesin tidak ada masalah.  “Saya disuruh mengatakan, mesin tidak apa-apa. Padahal khan memang muspro,” ujarnya .

Pantauan dilapangan, bantuan mesin itu ditempatkan dalam bangunan khusus di belakang rumah Sugito. Selain mesin adukan, juga dilengkapi dengan generator 24 PK dan sejumlah peralatan lain.

Tidak ada yang mengoperasikan, bahkan keberadaannya justru malah membuat repot sejumlah pekerja. Pasalnya, dengan ukuran yang terlalu besar, mesin tersebut terlalu makan tempat. “Pada awal-awal saja dioperasikan,  tapi sekarang  kondisinya mangkrak seperti ini,” pungkasnya.

Sementara itu, pihak yang berkompeten memberikan keterangan atas masalah tersebut hingga berita ini diturunkan belum memberikan klarifikasi. (tim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar